Saturday 12 December 2015

Bayi tabungku yang keempat

30 Des 2015

IVF ketiga bayi tabung keempat, Sept 2015

4 Sept, Jumat
Ke dr kandungan kontrol hari pertama mens. Kata dokter bersih, ga ada kista & rahimnya juga bagus. Jadi terpikir mau program ulang.

5 Sept, Sabtu
USG ulang & suntik pertama, 225iu.

6 Sept, Minggu
Suntik ke-2, 225iu.

7 Sept, Senin
Suntik ke-3, 225iu.

8 Sept, Selasa
Suntik ke-4, 225iu.

9 Sept, Rabu
Suntik ke-5, 225iu.
Cek estradiol & USG. Ovary kanan 9 folikel telur, ovary kiri 8 folikel telur.

10 Sept, Kamis
Suntik ke-6, 225iu & Cetrotide 0.25mg.

11 Sept, Jumat
Cek estradiol & USG. Ovary kanan 9 folikel, ovary kiri 10 folikel.225iu & Cetrotide 0.25mg.

12 Sept, Sabtu
Dokternya mau ketemu katanya, jadi USG lagi. Ovary kanan & kiri udah banyak folikel telurnya, tapi masih kecil2. Dr bilang seharusnya udah sekitar 1.6 cm, tapi ini masih 1.3 cm. Jadi dosisnya ditambah. Penambahan biaya per sekali suntik 750rb.
Dosis dinaikkan jadi 300iu & Cetrotide 0.25mg.

13 Sept, Minggu
Suntik ke-9, 300iu & Cetrotide 0.25mg.
USG, ovary kanan & kiri @>10.

14 Sept, Senin
Suntik ke-10, 300iu & Cetrotide 0.25mg.

15 Sept, Selasa
Suntik ke-11, 300iu & Cetrotide0.25mg.
USG

17 Sept, Kamis
OPU jam 12.00.
Didapat 28 telur... wow... banyaknya... 😱
Seabis OPU pas di ruang pemulihan, dibangunin sama dr nya, katanya yang kanan dapet 11, yang kiri belum tau. Pas udah boleh minum dll baru dr bilang kalau dapet 28.
Semoga aja bisa dapat embrio excellent 😊
Cygest 10 pcs.

19 Sept, Sabtu
Ditelp rs ada obat tambahan dari dr, jd sekalian kontrol ke rs. Dr blg gpp, ga sampai OHSS, perutnya ga keras.
Caberlin 0.25mg 10 pcs.
Progynova 10 pcs.

22 Sept, Selasa
Jam setengah 10an ditelp embriologist, bisa jadi ETnya besok, katanya mau diskusi dl sama dr nya.
Siang ditelp sama susternya, dijadwalin jadi hari ini jam 4 sore, tapi baru mulai jam 5 seperempat karena dokternya ada operasi. Seperti biasa dijelasin dulu sama embriologist ada berapa embrio. Dari 28 telur dibuahi ada 17 embrio, dari 17 embrio ada 5 yang berkembang sampai jadi morula. Ditransfer 3, kualitas moderate, sisa embrio 2 dilihat lagi sampai besok jadi blastocyst ga. Kalau sampai jadi blastocyst mau difrozen.
Trims, Tuhan... semoga kali ini kami bisa dipercaya lagi untuk punya anak.
Kali ini nginep di kamar kelas 1, jadi sekamar sendirian, kata suamiku biar bisa istirahat.
Obat kali ini lumayan mahal, karena ditambahin Caberlin untuk mencegah OHSS.
Cygest 15, Caberlin 10, Progynova 21, Prolutan 1 ampul.

24 Sept, Kamis
Cek out dari rumah sakit. Baru keluar jam setengah duaan karena nungguin dokternya lama.

26 Sept, Sabtu
Suntik Prolutan.

30 Sept, Rabu
Suntik Prolutan.

3 Okt, Sabtu
Cek bHCG di Biotest, hasilnya <0.6.

Hasil yang sekarang ini lebih rendah dari yang ketiga kemarin. Mungkin karena kualitas embrionya juga yang masih kurang bagus.
Sisa 2 embrio, disarankan tidak untuk dithawing karena kualitasnya pun lebih buruk daripada 3 yang ditransfer kemarin.

Oh Tuhan... aku merasa...
Sedih... iya jelas... sedih sampai mau nangis juga udah ga bisa keluar air mata.
Marah... udah ga punya tenaga untuk marah rasanya.
Yang paling amat sangat kurasakan yaitu... LELAH... ya, lelah berkepanjangan...
Entah kenapa waktu kemarin September itu kontrol, tiba2 aja terpikir untuk coba program ulang... jawabannya sederhana, karena kondisi tubuhku yang memungkinkan untuk itu.
Juni sempat kontrol ke dokter dan berencana untuk program setelah jeda 3 bulan dari bulan Maret. Tapi keadaan ga mengijinkan, rahimku dalam kondisi ga prima, tebal dinding rahimnya belum kembali ke normal, selain itu juga ditemukan kista di ovary kanan dengan diameter sebesar 2 cm. Jadi dokter menyarankan ditunda dulu, karena kalau dilanjut pun kondisinya ga bagus.

Tapi apa yang bisa kukatakan?
Saat melihat anakku tumbuh sehat dan normal... itu mengikis rasa sedihku.
Saat melihat anakku tersenyum dan tertawa... itu membuat hatiku damai, membuang rasa luka dalam2.
Terlebih saat aku bisa memeluk dan mencium anakku... membuatku melupakan segala hal yang menyakitkan hati. Juga saat aku bisa berada dalam pelukan suamiku yang selalu mendukung... membuat duniaku hangat.
Seakan semua bisa kulalui dengan tegar.

Tahun ini penuh dengan banyak sekali perjuangan bagiku. Masih belum terpikir akan bagaimana selanjutnya.
Saat datang ke rs untuk membicarakan mengenai frozen embrioku, dokter menyarankan untuk beristirahat selama kurang lebih 3 bulan, dan setelah itu dalam waktu dekat disarankan untuk program ulang lagi, kira2 bulan Februari.
Tapi aku menolak dengan tegas. Aku bilang aku lelah, dan butuh waktu membangun kepercayaan diri untuk menghadapi program yang berikutnya, kalaupun kami berencana untuk itu.

Sunday 27 September 2015

Sedikit curhat

27.09.2015

Menunggu itu rasanya tidak mengenakkan, penuh pertanyaan, rasa gelisah, sampai tidak bisa tidur.
Sempat buka2 forum mengenai bayi tabung. Diceritakan ada seorang istri yang sudah memiliki seorang putra melalui hasil IVF pertama dan langsung berhasil. Ia ingin memiliki anak lagi, tapi dengan segala kendala yang dihadapi, harus melalui program IVF lagi, ia merasa penuh pertanyaan dalam hidupnya. Ia merasa bahwa ia sudah merawat dan mendidik anaknya dengan baik, melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh layaknya seorang ibu. Tapi kenapa untuk memiliki anak lagi ia harus melalui LAGI proses IVF ini.
Sejujurnya... aku juga merasakan hal yang sama. Aku pernah mengeluh dan menangis di hadapan suamiku... aku bertanya apa yang salah dengan diriku? Mengapa Tuhan memberikan semua ini padaku? Aku sudah merawat dan mendidik anakku dengan baik, dari berusaha sekuat tenaga memberikan ASI, saat masanya MPASI aku berusaha semaksimal mungkin tidak pernah memberikan makanan instan pada anakku, semua kubuat sendiri dengan tanganku, dari membuat tepung beras sampai saat usianya 11 bulan ia bisa makan nasi dengan lauk walaupun masih tanpa gulgar. Tidak pernah seharipun ia terpisah dariku, kecuali saat aku harus menginap di rs. Setiap perkembangan anakku selalu kupantau.
Semua pekerjaan rumah kulakukan sendiri.
Apa yang salah dengan diriku? Sering aku bertanya pada Tuhan, apakah aku telah berbuat salah sebegitu besarnya hingga Tuhan masih memberikan cobaan ini bertubi-tubi? Mengapa Tuhan tidak memberikan kemudahan untukku untuk memiliki anak berikutnya?
Itu sekian banyak pertanyaan yang menggelayuti hatiku.
Bagaimana dengan orang lain, yang mudah sekali memiliki anak tapi dengan tidak bertanggung jawab melepaskan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu bahkan membuang anak mereka. Mengapa mereka masih dengan mudahnya diberikan anak terus-menerus? Mereka yang dengan mudah memiliki anak, membawa anak mereka untuk mengemis di jalanan, tapi masih dengan entengnya memiliki anak lagi hingga beberapa orang. Mereka tidak bisa memberikan kehidupan yang layak pada anak2 mereka, tapi Tuhan masih memberikan kemudahan itu pada mereka.
Aku ingin sekali marah kalau melihat keadaan yang seperti itu.
Tapi aku bisa apa? Aku hanyalah seorang manusia yang tidak bisa melakukan apa2 selain melaksanakan tugasku yang memang seharusnya dengan sebaik mungkin. Mengapa aku mencoba membandingkan diri dengan mereka?
Saat aku merasa sedih dan teringat kembali semua kesulitan yang kuhadapi, aku merasa amat sangat terpuruk, tapi sama sekali tidak ada yang bisa kulakukan... selain hanya berdoa dan berusaha.
Aku merasa sangat beruntung sekali memiliki suami yang selalu mendukung bagaimanapun keadaanku.
Ia pernah berkata, sekalipun kami tidak dikaruniai anak, ia akan tetap menua bersamaku, ia menikahiku tujuannya bukan untuk memiliki anak, anak itu adalah bonus, ia ingin hidup bersamaku. Kata2nya berhasil membuatku menangis dalam diam dan membuat lega hatiku.

Apapun cobaan yang kita hadapi, yakinlah kita akan bisa mengatasinya. Aku jadi ingat cerita saat aku berjalan di pantai, aku hanya melihat sepasang jejak kaki saat aku menengok ke belakang. Mengapa Tuhan tidak mau berjalan bersamaku?
Tapi jawab Tuhan adalah di situ hanya ada sepasang jejak kaki, karena Ia menggendongku 👦

Saturday 27 June 2015

Bayi tabungku yang ketiga (IVF)

27.06.2015

Emily udah full disapih sebulanan, karena kami berencana untuk punya anak lagi. Dokter anak Emily & dokter kandunganku ga menyarankan menjalani program bayi tabung dengan masih menyusui, jadi Emily disapih betul2 lepas usia 20 bulan.
Sebulan sebelum menjalani program ini, aku kontrol lagi ke dokter kandungan, dan dokter pun seperti biasa mencoba dulu dengan memberikan obat oral. Hasil dari USG folikel yang berkembang tetap ovary kanan, yang kiri kurang. Dokter berharap kalau folikel2 itu saat lepas bisa berpindah ke sebelah kiri.

Tapi teryata masih gagal, dan aku pun dapat haid.
Program yang ketiga ini aku pindah rumah sakit, bukan lagi di RSHS tapi di RSIA Limijati. Di Bandung hanya ada 3 rs yang mempunyai klinik bayi tabung.

13 Maret, Jumat
Haid hari pertama, USG di Limijati.
Besok hari ke-2 mulai suntik & udah harus bayar separonya. Tes darah dll juga besok.

14 Maret, Sabtu
Suntik FSH pertama, 150 iU.
Cek lab LH, FSH, Prolaktin, Estradiol, Progesteron, hepatitis A, anti HIV.

15 Maret, Minggu
Suntik kedua, 150iU.

16 Maret, Senin
Suntik ketiga, 150iU.

17 Maret, Selasa
Suntik keempat, 150iU.

18 Maret, Rabu
Suntik kelima, 150iU.
USG, ovarium kanan 5 folikel telur, ovarium kiri 8 folikel telur.
Cek sperm.

19 Maret, Kamis
Suntik keenam, 150iU & Cetrotide 0,25 mg.
Bekas suntikan kali ini bikin memar biru di bekas suntikan Cetrotide 😭 Sejak kemarin suntik Cetrotide merah & gatel2.

20 Maret, Jumat
Suntik ketujuh, 150iU & Cetrotide 0,25 mg.
USG, total folikel ovarium kanan & kiri 21.

21 Maret, Sabtu
Suntik kedelapan, 150iU & Cetrotide 0,25 mg.

22 Maret, Minggu
Suntik kesembilan, 150iU & Cetrotide 0,25 mg.

23 Maret, Senin
Suntik kesepuluh, 150iU & Cetrotide 0,25 mg.
USG, total folikel 26.

24 Maret, Selasa
Suntik kesebelas, 150iU & Cetrotide 0,25 mg.
Cek estradiol & Progesteron.
Jam 12 malem suntik Ovidrel.

25 Maret, Rabu
Istirahat di rumah persiapan OPU besok jam 12 siang, harus udah di rumah sakit jam 11 siang. Mulai jam 12 malem puasa, maks jam 5 pagi.

26 Maret, Kamis
OPU jam 12 siang. Puasa dari jam 12 malem tadi malem.
Hasil OPU didapat 19 telur. Yang 7 mungkin kosong.
Semoga aja bisa jadi embrio yang bagus2 & bisa disimpan.
Dikasih obat Cygest 10 pcs & Progynova 11pcs.
Susternya bilang ada pendarahan kecil, pulang ke rumah, sakitnya makin menjadi 😭

31 Maret, Selasa
ET sekitar jam setengah dua siang. Dijelasin sama dokter, dari 19 sel telur ada 16 yang dibuahi, 3 abnormal. Yang berkembang jadi embrio ada 11, tapi yang berkembang jadi blastosis ada 2, 1 kualitas bagus, 1 early blastosis. Sedih juga sih, dari 19 cuma jadi 2 😢
Tapi berdoa aja semoga dua-duanya bisa tumbuh & berkembang sehat 😊 jadi Emily punya dua dede.
Susternya bilang ETnya lancar 😁
ETnya sendiri cepet, ga kerasa apa2. Disuntik obat penguat di pantat, pegel 😑
Mana obat penguat suntiknya 4 hari sekali.
Jadwal tes darah tanggal 11, jadi deg2an 😄

Obat penguat Prolutan 4 ampul, Cygest 38, Progynova 37

3 April, Jumat
Selesai ET nginep di rumah sakit sehari sampai hari Rabu. Rabu keluar rs & cek in hotel. Kemaren pulang dari hotel. Jadi sekarang udah di rumah. Istirahat tapi ga sebedrest waktu Emily dulu. Sekarang masih bangun2 buat cuci piring, cuci baju, nyapu dll, tapi ga yang berat2.
Semoga hasilnya minggu depan beneran positif.

11 April, Sabtu
Subuh2 kebangun, cobain tespack karena udah ga bisa tidur lagi. 2 kali nyobain, hasilnya negatif. Rasanya sediiih banget... tapi ya mau gimana lagi. Dari kemaren2 udah kepikiran kok badan kayak ga ada gimana2 kaya waktu Emi. Siang ditelepon ke hp, Nico yang angkat. Kata dokter, hasilnya minim sekali, tapi besok tetep diminta suntik, Senin diminta cek darah ulang.
Aku sms susternya nanyain berapa kadar bhcg-nya. Kata susternya <2. Yah... udah pesimis sih sebenernya kalo di bawah 2. Kalau masih di atas 50 aku masih bisa berharap. Sekarang udah pasrah ajalah, mau gagal pun ya sudahlah 😢
Mungkin memang belum waktunya Tuhan kasih.

Total biaya yang dikeluarkan semua (sudah termasuk cek lab, sperm, USG, obat penguat, rawat inap) Rp66.324.000.

Rencana bulan Mei mau coba lagi program, tapi ternyata aku ga dapat haid. Bulan Juni ini kmrn dapat haid dan kontrol karena tetap berencana mau hamil lagi.
Tapi saat USG ditemukan kista di ovary kanan sebesar 2,5 cm dan juga endometrium yang tebalnya masih 1,2 cm (seharusnya tebal endometrium sudah di bawah 1 cm), jadi dokter menyarankan untuk menundanya.
Kalaupun dipaksakan mau program bulan ini juga, kista harus disedot & dikasih obat supaya endometriumnya luruh. Waktu aku tanya bagaimana proses sedot kista, dokter bilang seperti OPU dan langsung aku menolak. Obat untuk endometrium juga akan bikin perut mulas seperti mau melahirkan. Jadi jelas2 dua2nya kutolak 😄, bukan apa2, bafanku udah terlalu banyak masuk obat. Kalau misalnya bisa tanpa obat dan prosedur bius2an itu kenapa ngga? Kami undur gpp, asalkan badanku bisa beristirahat.
Mungkin nanti tunggu waktu yang tepat lagi untuk memulai.

Wednesday 24 June 2015

24.06.2015

Lama ga buka2 blog 😆
Bulan ini bener2 lagi sibuk... tanggal 5 lahiran ponakan (anak pertama kakakku), tanggal 6 nikahan adikku sekaligus ulang tahun Emily. Tanggal 7 acara makan siang ulang tahun Emily.
Jadi kronologisnya tanggal 4 itu aku pergi ke rs antar kakak ipar kontrol karena kandungannya sudah waktunya, sekaligus vaksin Emily. Jadi sampai sore aku di rs menunggu karena kakak iparku ternyata sudah bukaan 1 tapi ga ada mules sama sekali & dianjurkan untuk diinduksi.
Akhirnya lahirlah ponakanku tanggal 5 Juni jam setengah 1 malam.
Tanggal 6 Juni acara nikahan adikku. Jadi seharian sibuk dari pagi sampai malam.
Tanggal 7 acara makan siang ulang tahun Emily dengan keluarga besar suami.
Acara yang berturut2 bikin Emily sakit, mungkin karena kecapean sampai pada batasnya. Aku & suami juga tertular sakit batuk dari Emily, bahkan sampai sekarang batuknya masih bersisa.
Senin minggu lalu aku sempat kontrol lagi ke dokter kandungan karena baru dapat haid setelah bulan lalu terlewat.
Kami berencana untuk mulai program bayi tabung lagi yang keempat.
Keempat??? Ya... keempat 😊
Yang ketiga sudah aku jalani Maret lalu dan hasilnya cukup mengecewakan karena gagal. Dengan 19 ovum yang didapat dan menghasilkan 2 embrio kualitas excelent, masih belum mampu memberi kami kabar bahagia 😢
Tapi aku masih mau berusaha & belum cukup menyerah sampai saat ini.
Dan... ga cukup sampai di situ, masih kabar buruk menggelayut di pundakku. Saat periksa, dokter menemukan kista sebesar 2.5 cm di ovary kanan, juga dengan ketebalan endometrium yang tidak seharusnya (seharusnya sudah kurang dari 1 cm, tapi ketebalan endometriumku saat itu masih 1.2 cm), menghalangi rencana kami.
Dokter menyarankan untuk ditunda dulu. Jadi kami menunda program bayi tabung ini, dengan harapan kistaku bisa hilang dengan sendirinya sesuai waktu yang kami harapkan.
Dokter sempat memberi pilihan apa kista itu mau disedot, dengan proses yang hampir sama dengan proses OPU, aku jelas langsung menolak. Bukan apa2, badanku sudah terlalu banyak dapat obat, jadi merasa sudah lelah & sudah cukup. Kalau memang bisa tanpa bantuan obat lagi, kenapa ngga kucoba cara alami?
Jadi sekarang aku hanya bisa menunggu dan mencoba untuk istirahat sebanyak mungkin.
Next aku mau jabarkan proses dan biaya bayi tabung ketiga kami yang gagal, semoga bisa membantu bagi pasangan yang juga ingin mendapatkan buah hati dengan cara yang sama, dengan sedikit bayangan dari proses yang sudah kulalui.

Tuesday 28 April 2015

About gadget

28 April 2015

Di jaman sekarang yang perkembangan teknologi sudah maju pesat, terutama gadget semacam hp & tablet, apakah mungkin kita hidup tanpa ikut terbawa arus?

Sebagai orang tua, jujur saya juga ga mau Emily "terpukau" oleh kecanggihan para gadget ini. Tapi jujur lagi, kayanya 100% lepas dari mereka pun dirasa ga mungkin. Berbeda dengan jaman saya masih kecil yang bahkan telepon pun belum semua rumah punya.
Terjadi pada Emily, dan saya juga sebetulnya heran. Beberapa minggu terakhir ini, Emily suka ngoceh2 ga jelas. Saya pikir memang masanya dia lagi belajar bicara. Bukan cuma saya yang bingung, papa Emily pun bingung dengan ocehan ga jelas ini karena rata2 kami tau apa yang dimaksud kalau ia bicara dengan keterbatasan kosakatanya yang sekarang itu.
Ga sengaja dua hari lalu, saat memandikan pagi hari, saya iseng mencoba mengajarkan berhitung dalam bahasa Inggris, yang hasilnya mencengangkan. Ternyata ocehan Emily itu adalah berhitung dalam bahasa Inggris, dan ia hafal dari 1 sampai 10, cuma angka 5 & 9 yang selalu terlewat. Tapi tentu aja dengan pelafalannya yang terbatas 😁
Saya & suami pun heran, karena diantara kami berdua ga ada yang mengajari Emily hal itu. Papa Emily tetap berpegang bahwa Emily harus belajar bahasa Indonesia terlebih dulu, & ia enggan kelak menyekolahkan Emily di sekolah yang full menggunakan bahasa Inggris, karena itu saya urung mengajarkan kosakata dalam bahasa Inggris di masa2 sekarang saat ia baru mulai belajar bicara.
Kesimpulan kami berujung pada tablet yang Emily pakai untuk sarana bermainnya.
Memang penggunaan tablet itu ga kami batasi, tapi kami mengawasinya. Tablet yang kami khususkan untuk ia pakai hanya berisi film2 kartun kesenangannya & game2 anak2 seusianya, tanpa ada koneksi internet dan fasilitas telepon.
Kemungkinan besar Emily mengerti angka2 bahasa Inggris itu dari salah satu game mengeja.

Papa Emily sampai bilang bahwa menghapuskan sama sekali pengenalan gadget pada anak juga tidak bisa sepenuhnya dilakukan. Karena tanpa kami sadari, anak pun bisa belajar sendiri, tanpa kami ajari, hanya dengan melihat dan mendengar melalui game. Dengan catatan, film atau game yang ia tonton/mainkan wajib kita awasi.

*selain mengenal angka dalam bahasa Inggris, tablet juga ternyata membantu Emily mempelajari suara2 binatang dan perilakunya.

Saturday 18 April 2015

Enphilia Pop, review

18 April 2015

Enphilia Pop, review

Sudah lama pakai Enpop ini, tapi ternyata terlewat untuk direview 😊.
Enpop ini jelas-jelas keluaran dari Enphilia, hanya saja bentuknya berupa pants.
Cuttingnya ga berbeda jauh dari Enphilia Crispy, hanya lebih lebar sedikit di bagian selangkangan.
Outer dan inner pun bahannya sama dengan Enphilia Crispy. Hanya saja closurenya menggunakan snap di bagian samping, jadi side snap.
Insertnya saya ga bisa review karena saya hanya membeli covernya saja. Insertnya saya ganti dengan insert yang ada. Tapi paling senang menggunakan insett Litty Pempem karena tipis & gampang kering. Enpop sendiri sudah ada insert mf yang terjahit jadi satu di bagian dalamnya. Jadi bisa difungsikan sebagai training pants juga tanpa menggunakan tambahan insert.
Harganya jelas sangat ekonomis. Saya senang menggunakannya untuk Emily untuk pemakaian siang hari, bisa bertahan sampai sekitar 4 jam.
Covernya juga termasuk cepat kering menjadikannya favorit untuk diabuse 😄

Wednesday 11 March 2015

Bububebe Sleepytime Fitted Diaper, Minky, review

11 Maret 2015

Sesudah lama menunggu... po dari bulan Oktober & baru datang Februari lalu... ini dia Bububebe yang dinanti 😁
Aku po Bububebe yang Sleepytime Minky. Namanya juga minky, pasti outer halus berbulu gitu. Bahkan menurutku lebih halus daripada Bb Minky loh. & karena namanya juga Sleepytime, tujuannya memang untuk digunakan saat tidur.
Cuttingnya besar, tapi saat dipakai ga tampak bulky. Cutting Bububebe ini high rise, jadi agak tinggi di perut dibandingkan dengan clodi2 lain.
Outernya jelas halus berbahan minky.
Innernya halus seperti outernya.
Closure hanya tersedia dalam snap. Kelebihan Bububebe ini, ada 2 snap tambahan di bagian depan supaya saat difold down rise, ga mudah bergeser2 saat dipakai.
Insertnya ada 3 buah.
Emily dipakaikan Bububebe ini malam hari dari sekitar jam 9 malam sampai jam 8 pagi tanpa pakai cover lagi, ga tembus sampai outer. Bagian dalam outer hanya agak dingin karena lembab.
Soal harga jangan ditanya... clodi WAHM selalu mahal2 😨 Sleepytime dipatok dengan harga 450rb. Jadi lumayan menguras kantong.
Kalau memang ibu2 pencinta clodi luar terutama keluaran WAHM, Bububebe pantas dikoleksi hihihi... berasa sayang dipakai di patpat baby ya, padahal namanya juga diaper 😄


Monday 16 February 2015

So busy...

16 Feb 2015

Rasanya udah lama ga sempat nulis lagi...
Sejak Sabtu minggu kemarin Emily demam, berlanjut ke hari Senin flu, jadi dibawa ke dokter. Dan ternyata sampai hari ini batpilnya masih juga belum sembuh. Padahal dokter udah kasih obat antibiotik. Tapi memang waktu minggu kemarin itu bukan ke dokter biasa, karena dokternya ada operasi mendadak jadi ga praktek. Jadilah kita pergi ke dokter di klinik depan komplek.
Karena udah seminggu masih belum sembuh, jadi papanya Emily bilang bawa aja lagi ke dokter yang biasa. Jadi tadi siang dibawalah Emily ke rumah sakit karena takut sore dokternya ga praktek lagi.
Pertama kalinya Emily batuk pilek begini, rasanya kasian... malam ga bisa tidur karena sesak napas. Anaknya juga jadi lesu, siang hari banyak tidurnya, ga seaktif biasanya.
Tadi dibawa ke dokter lagi, dokter bilang lebih baik dinebu alias diuap karena dahaknya banyak banget di dalam. Anaknya udah nangis2 waktu ketemu dokter, pas dinebu juga makin2 nangisnya, rasanya ga tega 😭
Rabu minggu kemarin juga aku kontrol lagi ke dokter kandungan karena tamu bulanan datang. Waktu di USG ternyata ada 6 folikel telur di ovary kiri. Jadilah dokter kasih obat penyubur, siapa tau aku bisa hamil tanpa perlu program bayi tabung. Jadi coba minum obat penyubur selama 5 hari & tanggal 20 nanti harus balik lagi untuk cek telurnya.
Daaan... ada berkah rejeki buatku 😊 orderan wool cover tiba2 jadi melunjak. Order untuk bulan depan udah full. Ditambah lagi ada beberapa order tambahan yang kira2 sampai April pun sudah full. Jadi kerjaanku banyak, tapi happy karena ternyata hobiku ini bisa menghasilkan walaupun ga banyak. Dan aku juga bisa bantu ibu2 di sini yang mau berclothdiapering dengan memakaikan anaknya fitted diaper 😄
Semoga aja lancar terus... 😊

*fitted diaper Emily bertambah satu, dan reviewnya pun menunggu hihihi

Thursday 22 January 2015

Blueberry Fitted, review

Blueberry One Size Bamboo Fitted

Akhirnya nemu juga Blueberry Fitted ini, dan dengan motif yang kuincer dari dulu... motif gajah warna biru 😆.
Dulu waktu masih hamil sempet pegang ni Bb Fitted & naksir, tapi karena harganya yang lumayan jadi ga berani beli. Tapi sekarang akhirnya dapet juga & papanya Emily ga complain apa2 tuh hehehe... trims ya, Pap 😙
Cuttingnya Bb Fitted ini emang beneran trim loh, seperti kebanyakan ibu2 bilang dari review2 yang udah kubaca. Bahkan lebih kecil dari Grovia Ai2. Dan j



elas ga selebar dan sebesar Bb Minky & Deuxe.
Outernya berbahan 100% cotton, pantes aja halus. Enak pegang bahan luarnya 😊
Sedangkan inner dan soakernya semua berbahan bamboo french terry. Modelnya seperti Ai2, jadi soakernya diletakkan di atas inner, ada 2 buah snap di soaker yang yertempel ke bagian punggung supaya ga mudah bergeser.
Closurenya hanya tersedia dalam snap.
Soal harga kebetulan aku dapatnya harga miring, karena sekarang Bb Fitted ini udah discontinue, jadi entah harga barunya berapa. Tapi memang kisaran harga clodi premium ga akan jauh2 dari angka 300ribu.
Saat dipake Emily untuk malam hari, ga bocor, outernya pun ga lembab. Yang paling aku suka adalah cuttingnya, bener2 terlihat slim di badan Emily. Walaupun cuttingnya kecil, tapi mungkin karena bahannya jadi bisa melar mengikuti ukuran badan. Emiy sekarang 19m dengan berat sekitar 11 kg, masih bisa pakai dengan snap pinggang yang ke-2 dari dalam, jadi masih ada sisa 2 snap lagi. Tapi untuk ukuran paha memang udah ga disnap lagi.
Jika dibandingkan dengan Ecoposh, aku lebih suka Bb Fitted ini karena ga bulky, tapi daya serapnya terbilang oke, ditambah lagi dengan motifnya yang lucu hihihi... malah jadi pengen nambah lagi, tapi ternyata udah ga ada yang jual kecuali cari yang preloved.

Wednesday 14 January 2015

Ecoposh, review

Ecoposh, fitted diaper

Ecoposh adalah fitted diaper keluaran Kangacare, pabrikan yang sama dengan Rumparooz. Modelnya pocket diaper, berbeda dengan fitted keluaran WAHM seperti Guerilla, LFP, Tangerine, ataupun Blueberry fitted yang berbentuk cover (insert ditaruh di atas cover).
Cuttingnya mirip dengan Rumparooz, menurut saya terbilang kecil.
Ecoposh ini terbuat dari bamboo, organic cotton, dan recycled water bottles. Jadi seluruh bahannya organik. Terhitung berat dan tebal.
Ada leg gusset seperti pada Rumparooz juga. Tapi menurutku leg gusset ini ga berpengaruh banyak karena untuk Emily, Ecoposh dipakai hanya untuk malam aja, dan setiap tidur malam Emily ga pernah pup di popoknya.
Closurenya hanya tersedia dalam snap.
Insertnya pun hanya tersedia dengan bahan bamboo. Hanya saja bamboonya Kangacare yang disebut dengan 6R soaker ini berbeda dengan bamboonya Blueberry walaupun bahannya dikatakan dari bamboo (entah kenapa, aku juga ga gitu mengerti). Insertnya ada 2, yang besar dan kecil, juga ada snap untuk mengatur ukuran pakainya.
Harganya ga beda jauh dengan Blueberry Deluxe.
Selesai diprewashed, ukuran Ecoposh mengecil dari ukuran sebelumnya, dan dianjurkan untuk prewash menggunakan air hangat (seperti clodi-clodi fitted lainnya).
Dipakai overnight tidak bocor atau tembus, asalkan insertnya ga mengkerut/berlipat di dalam pocket.
Kalau mau lebih aman lagi, disarankan menggunakan cover di luar Ecoposh ini (berlaku untuk clodi fitted lainnya).
Aku sendiri puas dengan daya serap Ecoposh ini.
Kekurangannya adalah lama keringnya, ya... karena bahannya itu sendiri dan ketebalannya.


Guerilla Utilitarian, review

Guerilla Utilitarian, fitted diaper

Clodi favorit juga nih 😊
Cuttingnya mirip dengan Guerilla Fluff prints, trim di selangkangan, jadi nyaman dipakai Emily, ga bikin pahanya merah.
Outer dan innernya semua terbuat dari bamboo fleece.
Closurenya snap.
Insertnya juga dari bamboo fleece.
Perbedaannya dengan Guerilla Fluff prints terletak di insertnya. Guerilla Fluff memiliki 1 insert yang terdiri dari 2 lapis dijahit jadi satu. Sedangkan Guerilla Utilitarian memiliki 1 insert yang terdiri dari 2 lapis dijahit jadi satu, dan ada 2 booster tambahan yang ukurannya lebih kecil dari insertnya sendiri. 1 booster ada snap yang bisa ditempel ke insertnya, sedangkan 1 booster lagi lepas tanpa snap. Ada juga tambahan fleece liner karena seluruh bagiannya tidak dilapisi dengan fleece seperti pada Guerilla Fluff prints.
Guerilla Utilitarian memang ditujukan untuk pemakaian overnight. Dan memang terbukti, clodi ini memang aku pakaikan untuk overnight dan tidak bocor.
Harganya termasuk mahal.
Kalau bunda memang senang mengoleksi clodi premium, Utilitarian ini boleh masuk dalam daftar antrian 😆


Guerilla Fluff prints, review

Guerilla Fluff, fitted diaper

Termasuk salah satu clodi fitted favorit nih 😊
Cuttingnya slim di selangkangan, jadi ga bikin paha merah-merah seperti kejadian clodi fitted Emily yang lain - Tangerine Baby & Little Fancy Pants.
Outernya print knits, ada lapisan polyester fleece diantara outer dan innernya, karena itu dinamakan fitted hybrid. Jadi walaupun fitted ga gampang tembus pipisnya.
Innernya cotton velour.
Closurenya pakai snap karena ga tersedia dalam velcro. Rata-rata fitted keluaran WAHM (worked at home mom) USA cara settingnya ga seperti clodi-clodi one size pada umumnya yang punya rise snap di bagian depan popok.
Insertnya 5 layers bamboo fleece, bagian atasnya dijahit lagi cotton velour - karena konsep fittednya seperti Ai2 yang insertnya disnap di cover.
Harganya yang pasti di atas rata-rata alias mihiiil 😅. Aku beli punya Emily motif gajah (lucu bangeeet 😆), harganya 370rb.
Untuk pemakaian overnight, bisa tahan semalaman dengan ditambah lagi booster kecil.
Yang paling aku suka karena bahannya yang lembut, ringan, dan termasuk cepat kering untuk cover dan insertnya.




Flip, review

Flip, one size diaper cover, insert microfiber

Flip ini termasuk satu pabrikan dengan Bumgenius, hanya saja sistemnya cover. Bisa dibilang model covernya dari Bumgenius. Jadi cuttingnya juga ga berbeda jauh dengan Bumgenius. Cuttingnya agak besar dan lebar di bagian selangkangan.
Bahan covernya lebih tipis jika dibandingkan dengan Grovia atau Best Bottom yang sama-sama sistem cover, seakan terlihat ringkih. Aku jadi lebih berhati-hati kalau mau lepas pasang snapnya. Tapi ini juga yang menjadikan covernya cepat kering.
Closurenya tersedia dalam velcro dan snap. Tapi seperti biasa aku pilih yang menggunakan snap 😆
Insertnya cuma tersedia microfiber, hanya saja disediakan dalam 2 ukuran, untuk nb dan toddler. Dalam paketan pembelian sudah termasuk insert microfiber stay dry 1 pc ukuran toddler. J
adi kalau misalnya insertnya kurang, bisa beli lagi tambahan insertnya, atau bisa diganti dengan alas ompol atau prefold yang dilipat-lipat. Dipakai Emily usia 18 bulan bisa bertahan kira-kira 3-4 jam.
Harganya bisa dibilang lebih ekonomis jika dibandingkan dengan Grovia dan Best Bottom yang sesama clodi premium. Harga insertnya pun lebih murah dibanding Grovia dan Best Bottom yang bisa mencapai 100ribuan/pc, insert Flip waktu aku beli 70ribu untuk yang toddler.
Kalau bunda senang dengan clodi sistem cover dan mau coba yang premium, Flip bisa dijadikan pilihan. Harganya terbilang lebih ekonomis dan bisa diganti dengan insert merk lain yang ada atau bisa juga diganti dengan alas ompol atau prefold, atau bisa juga dijadikan cover untuk pemakaian fitted supaya ga gampang bocor. Karena Flip lebih tipis, jika dipadupadankan dengan fitted jadi ga berkesan bulky.
Perbedaannya dengan Grovia dan Best Bottom ada di bagian dalam cover yang tidak menggunakan snap untuk menjaga insertnya ga bergeser, tapi Flip menggunakan flap jadi insertnya dimasukkan di bagian atas dan bawah cover (mungkin lebih jelas kalau lihat fotonya ya 😊).
Jadi kelebihan sendiri untuk Flip karena bisa menggunakan insert apapun, tidak harus menggunakan insert bawaan yang audah ada snapnya seperti Grovia dan Best Bottom.

Sunday 11 January 2015

Grovia Ai2, review

Grovia Ai2, review

Grovia, All in 2 hybrid diaper cover, insert organic & stay dry

Grovia ini termasuk salah satu clodi favorit untuk pemakaian pergi keluar & saat musim hujan. Covernya cepat kering, insertnya bisa diganti dengan insert lain asalkan stay dry atau dengan prefold, motifnya juga lucu 😆 (kebetulan baru koleksi limited edition hehehe)
Cuttingnya slim, ramping, dipakai anakku usia 18,5 bulan dengan berat 11 kg masih tampak trim.
Outernya ga kaku. Suka dengan bahan outernya. Bagian dalam covernya ada jaring2 sehingga bagian kulit yang ga bersentuhan dengan insert, ga bersentuhan langsung dengan bahan pul yang panas, tapi masih ada jaring2nya. Ada beberapa komentar bunda2 yang menganggap jaring2 ini menjadi sisi minusnya karena saat kena pup, lumayan susah dibersihkan. Tapi buatku kok gampang2 aja ya 😄
Closurenya tersedia dalam pilihan aplix dan snap. Tapi saya senang dengan aplixnya Grovia ini karena bagian loopnya (tempat menempel bagian lidah clodi *agak bingung jelasin dengan kata2nya hahaha) itu lebar, ga terbatas kecil. Bagian hooknya juga tidak kasar seperti clodi pada umumnya. Jadi saya suka dengan aplixnya Grovia yang beda ini 😊
Insertnya ada 2 pilihan, organic dan stay dry. Organic diperuntukkan anak yang kulitnya sensitif. Di belakang insert ada snap supaya insert ga mudah bergeser dari covernya. Insertnya pun beda dengan insert clodi model cover lain, karena di insert Grovia ada leg gussetnya, dan bagian belakangnya ada lapisan PUL supaya ga mudah bocor.
Harga... bisa dibilang tinggi karena untuk cover dan insertnya ga beda jauh dengan Bb. Tapi insert yang didapat hanya 1 buah (untuk Bb mendapat 2 insert besar & kecil *insert dan doubler)
Selama memakai Grovia tidak pernah mengalami kebocoran. Saya sendiri suka dengan Grovia. Terutama untuk dipakai saat bepergian, tinggal ganti insertnya aja.
Walaupun insertnya ga punya banyak, untukku ga masalah menggantinya dengan insert lain


atau pakai prefold dilipat yang ada

Saturday 10 January 2015

Hapoy new year, welcome 2015!

10 Januari 2015

Happy new year!!!
😆 telat ya... semoga tahun ini lebih baik lagi dari tahun kemarin.
Tanggal 5 kemarin Emily sakit 😷 demam sampai hari Rabu badannya masih belum sembuh. Rabu pagi badannya muncul ruam-ruam merah sebadan. Akhirnya sorenya dibawa ke dokter. Dokter bilang ga apa2, kena virus, nama penyakitnya fifth disease. Pertama dikiranya campak, ternyata bukan. Seminggu ga boleh keluar rumah karena takut tertular sakit yang lain, & juga takut nularin ke anak lain.
Pagi ini udah keliatan jauh lebih seger dibanding kemarin rewel2 terus & susah makan. Pagi ini udah mau makan, sarapan mau sendiri, minum susu juga udah mau 👍
Cepet sembuh, semoga tahun ini sehat terus, kalau sakit lumayan mamanya begadangan nih hehehe...