Friday 13 September 2013

In Vitro Maturation - Bayi tabung yang pertama

Pengalaman menjalani program bayi tabung demi mendapatkan buah hati...

Aku menikah pada tanggal 20 Desember 2008 dan belum dikaruniai anak sampai Oktober 2012 aku dinyatakan positif hamil dengan mengikuti program bayi tabung yang kedua di Bandung.

Ini sedikit proses menjalani program bayi tabung yang pertama aku jalani.

17 Okt 2011 - Senin
Berangkat ke Jakarta, RSIA Family di Pluit. Berangkat jam 4 subuh, baru sampai RS jam 10.00... untung dokternya masih ada, jadi sempet konsultasi. Dokter bilang disarankan ikut IVM (In Vitro Maturation), karena dari daftar riwayat dokter kandungan sebelumnya dibilang aku mengidap PCOS (Polycistic Ovary Syndrom) alias telurnya kecil2 tapi banyak, jadi diminimalkan stimulasi obat. IVM itu teknik baru yang masih jarang ada di Indonesia, dan setauku baru Family yang jalanin teknik ini. Bedanya dengan IVF (In Vitro Fertilization) adalah dari stimulasi telurnya. Kalau IVF, pasien harus disuntik setiap hari di dekat pusar untuk stimulasi telur sampai saatnya telur2 itu dipanen. Saat telur sudah siap, dilakukan yang namanya Ovum Pick Up (OPU). Sedangkan IVM, pasien tidak disuntik stimulasi telur, jadi dibiarkan besar secara alami. Sampai saat ukurannya mendekati matang, kira2 2cm, telur2 yang belum matang itu dipetik, baru dimatangkan di luar alias di lab. Proses berikutnya kurang lebih sama dengan IVF, telur2 yang matang dibuahi sprema dengan cara konvensional (satu telur dibuahi secara alami oleh sperma yang dilepas bebas di cawan petri) atau ICSI (satu sel sperma disuntikkan secara langsung ke satu sel telur). Sesudah dibuahi dan berkembang selama kira2 3-4 hari, didapat embrio yang akan ditransfer ke dalam rahim, prosesnya disebut Embrio Transfer (ET).
Dokter minta kita kembali lagi saat mens hari ke-2.

12 Nov 2011 - Sabtu : h +3
Kembali ke RSIA Family. Hari ini dijadwalkan USG BAF, cek hormon, dan tes darah lengkap. Dapat 2 suntikan ambil darah, lumayan tangan kiri sampai lebam... USG, ovarium kanan ada 14 folikel telur dan ovarium kiri ada 10 folikel telur (belum bisa dibilang telur, karena setiap folikel yang ada belum tentu ada isi telurnya, jadi kita sebut aja folikel telur). Karena aku PCO, folikelnya banyak, ditotal ada 24, sedangkan kalau wanita yang tidak mengidap PCO, folikelnya tidak akan sebanyak itu. Selesai USG, selanjutnya simulasi ET. Jadi nanti saat embrionya sudah ada dan siap ditransfer, embrio itu dimasukkan melalui alat berupa plastik kecil panjang kaya jarum, cuma elastis. Jadi dokter perlu tau seberapa dalam alat itu harus dimasukkan, makanya dilakukan simulasi. Dokter mengukur panjang alat yang masuk. Sempet takut juga karena dokter bilang jalan lahirnya agak sempit. Duh... rasanya sakit...

16 Noc 2011 - Rabu
19.20 udah berangkat ke Jakarta karena besok udah mulai program. Harus nginep agak lama karena harus bolak-balik RS tiap hari, jadi ga mungkin pp Bandung - Jakarta.

17 Nov 2011 - Kamis : h +8
Hari ini jadwalnya frozen sperm & USG. Ada obat yang harus dimakan -> Progynova 2x sehari.

18 Nov 2011 - Jumat : h +9
USG cek folikel telur, hari ini ada 21 folikel telur yang berkembang. Dokter bilang kemungkinan yang 3 kosong karena besarnya di bawah 5 mm. Semoga 21 ini terus berkembang karena dokter bilang saat pembuahan, biasanya persentasenya berkurang jadi 50-60%nya. Hari ini ada vitamin tambahan Folavit & Seloxy.

19 Nov 2011 - Sabtu : h +10
USG, ternyata hari ini folikel telurku belum cukup besar buat OPU yang seharusnya dijadwalkan hari ini.

21 Nov 2011 - Senin : h +12
USG, folikel telurnya cuma membesar sedikit, jadi tetap belum ada rencana OPU. Besok diminta kembali lagi buat USG. Obat Progynova.

22Nov 2011 - Selasa : h +13
USG, ternyata folikel telurku yang ukurannya memenuhi cuma ada 7. Duh, sedih juga dengernya, dari awal 24 jadi tinggal 7. Dokter bilang sih bisa lebih atau kurang dari 7. Jam 16.30 suntik Pregnil buat mencegah telur2nya pecah. Rasanya pegal banget...

23 Nov 2011 - Rabu
Puasa mulai jam 19.00 sampai besok pagi. Malam sebelum tidur dikasih Dulcolax Suppositories.

24 Nov 2011 - Kamis
Jam 06.20 kita udah sampai RS. Sebelum masuk ruang operasi, ambil darah dulu sekalian pasang selang infus. Jam 08.00 aku masuk ruang operasi, langsung suntik bius total melalui selang infus. Jam 09.00 aku udah sadar, udah ada di ruang pemulihan. Ternyata aku alami pendarahan, jadi kembali lagi masuk ruang periksa & dipasang tampon biar darahnya berhenti. Hasilnya ada 10 telur yang diambil, itupun telur2nya belum matang, jadi harus tunggu matang supaya bisa dibuahi sperma.
Jam 11.00 kita udah boleh pulang. Obat masih Progynova, vitamin Folavit & Seloxy, ditambah antibiotik Vibramycin 2x sehari & Transamin 3x sehari, mungkin untuk pendarahannya.

25 Nov 2011- Jumat
Ambil fresh sperm & lepas tampon. Mulai hari ini setiap malam sebelum tidur harus pakai Crinone (Progesterone yang dimasukkan melalui liang ms v).
Kondisi badan sesudah OPU, perutku buncit banget, jd gede kaya orang hamil. Rasanya kembung, ditambah lagi kentut (sorry) terus2an. Dokter bilang wajar karena waktu OPU, ovariumnya ditusuk2 untuk ambil telurnya, jadi luka & nyebabin keluarnya cairan. Lama2 juga bakal balik normal lagi, tapi ga tau berapa lama karena kondisi tiap orang beda2.

27 Nov 2011- Minggu
Jam 10.00 harus udah sampai RS karena hari ini rencana ET. Jam 10.15 masuk ruang operasi yang kemarin. Prosesnya sebentar, cuma 15 menit udah selesai. Harus tiduran dulu selama 1 jam. Sebelum ET, dokter jelasin bahwa dari 10 telur yang dimbil, ada 8 telur yang matang. Sesudah dibuahi dengan ICSI, yang berhasil terbuahi ada 7, tapi yang 4 abnormal. Sisa 3 embrio dengan kualitas bagus & ditransfer semua, jadi kita ga punya sisa embrio untuk difrozen. Hari ini langsung balik ke Bandung.

11 Des 2011 - Minggu
Tes urine di rumah pakai testpack, hasilnya negatif. Duh... udah sedih rasanya, tapi ya udahlah pasrah aja.

12 Des 2011 - Senin
Kembali ke RS, tes urine. Hasilnya negatif, kita sih udah ngira, jadi ga terlalu kaget juga. Badan rasanya kaya mau dapat mens. Dokter bilang wajar, karena ciri2 kehamilan awal juga kaya begitu. Jadi Kamis disuruh tes urine lagi, kalau ternyata sampai 2 minggu berikutnya masih belum dapat mens, diminta balik lagi ke RS buat USG. Jadi pulang ke rumah dibekelin testpack dari RS.

14 Des 2011 - Rabu
Keluar mens.... ya udahlah, mungkin memang belum waktunya. Aku cuma kabarin via telepon ke RS kalau ternyata gagal.

Total biaya yang dikeluarkan untuk IVM termasuk pemeriksaan awal : Rp35.395.200, itu tidak termasuk transport & biaya selama tinggal di Jakarta.