Friday 16 September 2016

15 September 2016 - When i'm exhausted...

Yes... I'm exhausted 😢

Pagi kemarin aku terbagun dan mencoba testpack... hasilnya negatif. Dua kali mencoba dan hasilnya tetap sama. Berharap ada sedikit garis samar di testpack itu, tapi percuma.
Sesudah antar Ems ke sekolah, aku menuju lab diantar suami untuk cek bHcg.
Sejak kejadian ambil darah hari kesembilan, langsung parno lihat jarum suntik 😅 padahal biasanya udah kebal. Untunglah ambil darah kali ini ga sakit sama sekali.
Hasil keluar sore. Aku udah berusaha mencoba ga memikirkannya, berusaha berpikir positif bahwa kalaupun hasilnya buruk sekalipun, rencana-Nya adalah yang terbaik untuk kami.

Menjelang sore, wa suami jangan lupa ambil hasil darah di lab, sedangkan Ems tidur siang hanya sebentar sekali. Aku lelah dan aku mencoba ikut tidur siang, tapi Ems udah ga bisa tidur lagi. Di saat aku mencoba tidur, Ems ga mengganggu sama sekali, ia cuma menunggu di sampingku sambil tiduran. Aku merasa bersyukur Tuhan masih memberiku seorang anak yang bisa menemaniku di saat seperti ini.
Saat aku bangun dan menyiapkan buah sore hari untuk Ems, ia terlihat ceria aku bangun.
Dan kabar buruk menghampiri... betul aja... wa dari suami bilang hasilnya sangat buruk... bHcg 0.6.
Rasanya ingin menangis...
Aku sepertinya sudah putus harapan...
Aku meraih dan memeluk Ems di pangkuanku, hal yang 2 minggu ini seminim mungkin kulakukan karena geraknya yang takut berdampak pada perutku. Aku menangis di pelukan anakku... yang tiba2 direspon olehnya dengan tangisan juga 😭
Aku cuma bisa bilang padanya maaf bahwa mama ga bisa memberikannya seorang adik.

Saat papanya pulang, Ems lari dan bercerita bahwa aku menangis. Dia berucap, mama jangan nangis...
Yang kusadari... apa yang kita alami, apa yang kita rasakan, apa yang kita lakukan, itu jelas berdampak langsung pada diri seorang anak.
Saat kita marah dan berteriak, anak pun akan merespon yang sama. Saat kita menangis, ia pun akan mengetahui apa yang kita rasakan.
Pernah suatu kali aku memarahi Ems, jawabannya adalah, "Emi ga suka dimarahin".
Ya... begitu polosnya anak kecil...
Bahkan sebetulnya kita yang banyak belajar dari diri mereka.

Malam sebelum tidur, Ems terus mengoceh, mama ga bisa kasih dede bayi, mama jangan menangis, nanti Emi udah gede kasih dede bayi 😨 (darimana ia dapat kata2 seperti ini)
Saat tidur, ia yang sebulan ini ditemani papanya, tidur di samping papanya, tiba2 beranjak dan menghampiriku. Ia mencium pipiku dan memelukku berulang kali.
Oh Tuhan... inikah tangan malaikat yang Kaukirim untukku?
Tangan malaikat yang pernah direnggut dari rahimku saat berumur 8 minggu?
Kini Kauberikan sungguh2 di sampingku. Sudah selayaknya aku bersyukur memilikinya, sudah selayaknya aku ga meminta lebih.

Ya... suamiku berkata, memang cuma dikasih Ems aja sepertinya, memangnya ga dikasih mau bagaimana, mikir Ems aja, mikir betapa indahnya ada dia...

Yes... it's the end of my IVF journey...
Aku sepertinya sudah menyerah... sudah tidak akan meminta lagi padaNya.
Cukup berusaha melakukan yang terbaik untuk Ems. Memberikan semua yang ia butuhkan, memberikan semua kasih sayang kami padanya.

No comments:

Post a Comment